BKKBN Turut Berpartisipasi Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Lewat Pemutakhiran Data
"Jadi, kalau kita rapat-rapat itu sering antarkementerian/lembaga itu selalu mencari data yang bisa dilakukan pemeringkatan. Jujur, mencari data yang bisa dilakukan pemeringkatan itu tidak mudah. Belum tentu kementerian/lembaga mampu menyediakan data yang bisa dilakukan pemeringkatan. Alhamdulillah sampai hari ini kita mengemban amanah di BKKBN ini, data BKKBN masih dipercaya dan bisa dilakukan pemeringkatan ini dan bisa dipertanggungjawabkan. Biasanya kementerian/lembaga kalau mau pakai data BKKBN di Verval (verifikasi dan validasi) dulu, dikontrol dulu, dan alhamdulillah perbedaannya tidak begitu banyak dan masih bisa dipakai dengan baik dan bahkan mereka pada umumnya merasa puas,” jelas Dokter Hasto.
Beberapa di antaranya adalah penggunaan pendataan keluarga oleh Kementerian PUPR dan Badan Pangan Nasional (Bappanas).
“Sebagai contoh dari Kementerian PUPR, dalam hari ini data dari hasil pemadanan atau pendataan keluarga yang dilakukan intervensi terhadap 146.442 keluarga berisiko stunting pada desil 1-4 telah menerima bantuan stimulasi perumahan swadaya atau yang kita kenal dengan BSPS dan juga pemanfaatan ini tentu meluas. PK juga digunakan untuk data basis untuk housing and real estate information system dan juga dari Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan juga pada perumahan-perumahan yang tentu membutuhkan data untuk kegiatan-kegiatan mereka dalam rangka untuk pemenuhan dari kepemilikan rumah RLTH melalui program-program mereka. Jadi hal ini sangat diperlukan dan sangat dipakai dan luar biasa dampaknya menurunkan angka keluarga berisiko tinggi stunting,” ujar dr. Hasto.
Badan Pangan Nasional selama tahun 2023 sendiri telah memberikan bantuan ayam dan telur totalnya 2.837.212 ayam dan telur keluarga.
Kemenko PMK pun telah melakukan interoperabilitas kemanfaatan data kepada 37 Kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, provinsi, serta 85 persen kabupaten kota seluruh Indonesia.
Kunci Sukses Program
Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional H. Arief Prasetyo Adi yang juga menjadi pembicara kunci pada acara ini mengatakan pemutakhiran data ini menjadi salah satu kunci suksesnya program percepatan penurunan stunting.
“Penyediaan data yang akurat, yang mutakhir, selalu ter-update, menjadi salah satu kunci utama kesuksesan program ini, dan kita harus mulai dari sekarang. Data yang valid, akurat, mutakhir, tentunya kami perlukan, agar intervensi yang kita lakukan bersama-sama tepat sasaran, tepat waktu, dan efektif,” kata Arief.