BNP2TKI Siap Penuhi Permintaan Kalangan Industri di Macau Mulai 2016
jpnn.com - JAKARTA - Siapa bilang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tidak kompetitif alias tak punya daya saing? Bukti dan fakta bukan dari hasil promosi negeri sendiri, melainkan dari negeri orang.
Ya, TKI menjadi favorit di Macau. Kalangan industri di daerah administratif khusus Republik Rakyat Tiongkok itu ternyata lebih suka menerima TKI, karena memiliki berbagai kelebihan dibanding tenaga kerja dari negara lain.
Hal ini terungkap saat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid menerima kunjungan kerja Konsul Jenderal RI di Hong Kong dan sepuluh anggota Delegasi Asosiasi Indonesia–Macau (AIMs) di ruang rapat Kepala BNP2TKI lt.2, Gedung BNP2TKI, Kamis (19/11).
Dalam kunjungan kerja tersebut delegasi AIMs menginformasikan kesempatan kerja sektor Hospitality di Macau SAR yang berpeluang untuk diisi oleh TKI.
Mr. Yosef , wakil AIMs, memaparkan kondisi kerja, proporsi tenaga kerja asing di Macau, jumlah perusahaan, industri, serta rata-rata gaji per bulan pekerja di Macau. Disebutkannya, seorang pekerja di sektor hospitality memperoleh gaji sekitar US$800-US$1.000 US$ per bulan.
Jumlah tenaga kerja asing di Macau untuk sektor domestic helpers berjumlah 23.086, sebagian besar berasal dari Filipina, disusul Vietnam dan Indonesia.
"Namun sektor industri di Macau lebih memilih orang Indonesia dibandingkan Filipina karena bisa belajar cepat berbahasa setempat, tidak seperti tenaga dari Filipina yang bersikeras menggunakan bahasa Inggris. TKI merupakan pekerja keras, mudah bergaul dan akrab dengan anggota keluarga," kata perwakilan dari sektor industri Macau, Mr. Hao.
Kepala Perwakilan RI di Hongkong, Chalief Akbar menambahkan, menurut data saat ini terdapat 4.036 WNI bekerja di Macau, dan sekitar 1.100 di antaranya bekerja di sektor formal. “Macau sangat mendukung jika diselenggarakan program Government to Private (G to P) antara Pemerintah Indonesia dan Asosiasi Macau,” tandasnya.
Berdasarkan hal itu, ungkapnya, Macau dan Indonesia harus mempersiapkan hal teknis untuk bisa dimatangkan agar penempatan tenaga dari Indonesia ke Macau bisa terlaksana mulai dari penetapan ketentuan, jumlah kuota, struktur biaya, peraturan, masa kerja, dan hal teknis lainnya.
Menyambut perkembangan tersebut, Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid mengatakan pihaknya akan menempatkan TKI pria lebih dulu. Sebagai kelanjutan dari pertemuan ini, akan dilatih setidaknya seratus orang di pusat pendidikan.