BNPT Resmikan Masjid di Ponpes Binaan Mantan Teroris
Sebab, sebagian besar para santri yang ada di pesantren tersebut adalah anak para pelaku tindak pidana terorisme.
“Anak-anak harus diberi pendidikan yang baik dan benar agar terhindar dari paham dan aksi terorisme. Di mana pembina dari pesantren ini adalah ustaz Khairul Ghazali yang pernah menjadi pelaku. Dia (Ghazali) yang akan memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak di pesantren ini bahwa jihad yang benar itu bukan merampok atau melakukan teror,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Menurutnya, keberadaan pesantren Al-Hidayah membuktikan komitmen BNPT dan masyarakat untuk mencegah dan mewaspadai bahaya terorisme.
“Ini juga sebagai wujud komitmen dan komunikasi yang baik antara BNPT dengan warga sekitar pondok pesantren dalam mendukung program nasional pemerintah sekaligus sebagai kepentingan BNPT dalam melakukan pembinaan, pencegahan sekaligus waspada terhadap bahaya radikalisme dan terorisme,” jelasnya.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri ini juga mengatakan, pembangunan masjid dan pesantren menjadi bagian upaya menjalankan program deradikalisasi dalam membina mantan narapaidana kasus terorisme dan keluarganya.
Langkah itu tidak akan berhenti sampai di sini saja. Program ini akan berlanjut ke Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
“Di Jawa Timur kami akan bicara dengan Ali Fauzi (mantan pelaku teror yang juga adik kandung dari terpidana mati kasus bom Bali, Amrozi) mengenai rencana ini. Jadi ini bukan sekadar wacana, kami langsung aksi. Masjid ini kami bangun selama lima bulan. Menaranya saja dikerjakan selama sebelas hari 24 jam nonstop,” ujar mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
Sementara itu, Khairul mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.