Sebelumnya pada hari Jumat (18/8/2017), Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, seorang warga Australia "belum diketahui nasibnya" setelah serangan van di area turis yang menyebabkan 13 orang tewas itu.
"Kami sangat mengutuk serangan brutal dan pengecut ini, dan dalam kasus Las Ramblas, ini dirancang secara jelas untuk melukai dan menyerang turis yang mengunjungi daerah tersebut," ujarnya.
Para saksi dari serangan van itu mengatakan bahwa kendaraan putih tersebut melaju berbelok-belok dengan kecepatan tinggi di Las Ramblas, menabrak para pejalan kaki dan pengendara sepeda, membuat beberapa orang terlempar ke udara dan menelantarkan tubuh-tubuh berserakan di belakangnya.
Lebih dari 100 orang terluka dalam serangan tersebut dan pihak berwenang telah memeringatkan bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat.
Menlu Bishop mengatakan empat warga Australia terluka dalam serangan tersebut.
Polisi Spanyol menahan dua orang setelah serangan tersebut, namun sopir van melarikan diri dengan berjalan kaki dan masih mejadi buronan pada Jumat (18/8/2017) pagi (waktu setempat).
Polisi mengatakan bahwa serangan di Barcelona terkait dengan dua insiden lainnya: satu di kota Cambrils di Spanyol, selatan Barceona, dan satu di kota Alcanar.
Lima tersangka teroris -yang menurut polisi membawa sabuk bom -ditembak mati di Cambrils setelah mobil mereka dilaporkan dikemudikan ke jalur pejalan kaki, melukai tujuh orang -satu kritis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News