Bocoran Al Jazeera Panaskan Palestina
Deal dengan Israel, Fatah Khianati RakyatSelasa, 25 Januari 2011 – 05:25 WIB
Dokumen rahasia itu, lanjut Zuhri, menjadi benang merah sikap "moderat" Fatah. Bertolak pada prinsip tersebut, Fatah menentang sikap radikal Hamas dan perlawanan militan-militan Kota Gaza serta Tepi Barat terhadap Israel. Selama ini, sebagai pemangku otoritas Palestina, suara Fatah-lah yang lebih banyak didengar masyarakat internasional. Akibatnya, dunia menempatkan Hamas sebagai tokoh antagonis.
Hamas dan Fatah memang punya sejarah panjang konflik. Lebih-lebih setelah Hamas memenangi pemilu Palestina pada 2006. Kemenangan tersebut memaksa Fatah berbagi kekuasaan dengan Hamas. Karena itu, terciptalah pemerintahan persatuan pada 2007. Sayang, pemerintahan Hamas yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Ismail Haniya tidak diakui dunia.
Kesal karena diperlakukan tidak adil, Hamas lantas mengambil alih Gaza lewat kontak senjata. Pada Juni 2007 Hamas sukses menguasai Gaza dan mendepak seluruh politikus serta pasukan Fatah dari wilayah tersebut. Sejak saat itu Palestina seperti terbelah menjadi dua. Kubu Fatah yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas dan diakui dunia dan kubu Hamas yang hanya menguasai Gaza.