Bogor Dilanda Hujan Es
Rabu, 12 Oktober 2011 – 06:38 WIB
Sepanjang tiga kilometer Jalan Raya Cileubut menuju ke Cibinong dibanjiri ranting pohon dan pecahan genting rumah warga. Ditengah kejadian ini, sebuah mobil Kijang Inova dengan Nopol. F 402 AN tergelincir diluar jalan beton saat melintas di Jalan Jembatan I Cileubut. Tidak ada korban jiwa, namun, kejadian ini membuat macet selama berjam-jam lantaran pengguna jalan harus antre melintas.
Sementara itu, hujan es yang mengejutkan warga di sebagian wilayah Bogor, diakui Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor sebagai akibat dari pembentukan awan cumulonimbus (Cb) yang cukup kuat.
Koordinator Forecast Stasiun Klimatologi Bogor, Leny Jantika mengatakan, sejak Selasa (11/10) pagi, terpantau pertumbuhan awan Cb tebal dan menghitam, serta suhu awan berada di angka minus 60 derajat celsius. Suhu tersebut, berpotensi menimbulkan butiran-butiran es. “Minimal minus 38 derajat sudah bisa menciptakan butiran es,” terangnya kepada Radar Bogor, kemarin.
Menurut Leny, hujan es merupakan hal yang wajar dan bukan fenomena aneh. Butiran es tercipta dari pendinginan suhu di udara, yang terbentuk dari pertumbuhan Cb di udara pada ketinggian 1.600 sampai 4.000 feet (kaki) di atas permukaan air laut. “Awan Cb bisa kita indikasi dengan kriteria hitam tebal dan berbentuk seperti brokoli,” kata dia.
Awan tersebut, lanjut Leny, juga merupakan awan yang umumnya membawa hujan deras disertai angin kencang. Awan itu pula sebagai pemicu tingginya durasi petir atau kilat. Sehingga, peluang hujan es bisa terjadi di mana saja berdasarkan indikasi tersebut. Besaran butiran es tergantung pada suhu di udara atas, dimana semakin dingin suhu, maka kristal es yang terbentuk semakin besar. “Awan Cb sifatnya lokal. Kalaupun membawa hujan es, ya di sekitar wilayah yang ada awan Cb saja,” jelasnya.
Kondisi cuaca saat ini yang tengah memasuki musim hujan, Leny mengingatkan warga agar bersiap-siap menghadapi hujan yang disertai angin kencang. “Saat ini kita sudah masuk musim penghujan, tapi belum pada puncaknya atau masih terbilang normal,” tandasnya. (yus/ric)