Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Boikot

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Rabu, 10 November 2021 – 15:05 WIB
Boikot - JPNN.COM
Habib Rizieq Shihab, November 2020. Foto: M Amjad/JPNN.com

Setelah pemerintah membubarkan Front Pembela Islam (FPI) praktis HRS lumpuh.

Upaya untuk menghidupkan kembali FPI dengan baju baru belum menunjukkan hasil optimal.

Kekuatan massa FPI yang dahulu ditakuti sekarang masih belum bisa direkonstruksikan kembali. Karena itu HRS tidak punya banyak pilihan untuk melakukan perlawanan. Seruan boikot seolah menjadi pilihan terakhir yang tersedia bagi HRS.

Seruan boikot tanpa kekerasan bisa menjadi senjata politik yang efektif jika mendapat dukungan luas. Sebuah seruan moral tanpa kekerasan bisa menarik perhatian publik yang kecewa terhadap berbagai ketidakadilan di sekelilingnya.

Ketika mendapat dukungan yang luas gerakan ‘’non-violence’’ ini bisa menjadi senjata perlawanan yang efektif.

Mahatma Gandhi di India telah membuktikan bahwa perlawanan tanpa kekerasan bisa menumbangkan kekuatan kolonial Inggris yang sangat eksploitatif dan represif. India berhasil lepas dari penjajahan Inggris berkat perjuangan tanpa kekerasan yang dimotori oleh Gandhi.

Empat gerakan tanpa kekerasan Gandhi menjadi inspirasi di seluruh dunia. Gandhi memperkenalkan gerakan Ahimsa, Hartal, Swadesi, dan Satyagraha. Ahimsa adalah gerakan protes dengan cara diam tanpa melakukan kekerasan.

Dengan gerakan ini Gandhi menyerukan rakyat India untuk tidak mematuhi perintah penjajah Inggris tanpa harus melakukan kekerasan.

Habib Rizieq menyerukan boikot terhadap Irjen Fadil Imran dan Letjen Dudung Abdurrahman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close