Boleh Tenggak Bir sampai Mabuk, tapi Tak Boleh Berkelahi
200 Tahun Oktoberfest, Festival Rakyat Terbesar di DuniaSabtu, 09 Oktober 2010 – 07:58 WIB
Yang hebat, banyak peserta yang memesan tempat di tenda festival setahun sebelumnya. Sebab, jika tidak me-reservasi lebih dulu, mereka harus mengantre selama tiga jam di luar pagar tenda. Jawa Pos yang belum memesan tempat duduk di tenda pun harus rela berdiri tiga jam di barisan panjang antrean.
Suasana di dalam tenda sebenarnya tak terlalu istimewa. Yang terlihat hanya ratusan bangku panjang yang dijajar rapi dan sebuah panggung untuk pertunjukan live music di tengah-tengah arena. Suguhan khasnya adalah bir dan halbhenchen atau ayam panggang yang disajikan separo per porsi. Harga bir di festival itu memang relatif mahal dibanding bir yang dijual di supermarket. Segelas bir berukuran satu liter dipatok 8,20 euro sampai 8,80 euro. Rata-rata, untuk segelas bir, pengunjung harus merogoh kocek minimal 10 euro termasuk tip, atau sekitar lima kali lipat dari harga bir biasa. Di supermarket, satu liter bir dipatok 1,20 euro hingga 2 euro.
Pendapatan sebesar lima kali lipat itu juga diraup para pramusaji. Selama tiga minggu bekerja di arena festival, mereka bisa mendapatkan gaji dan tip hingga 10 ribu euro. "Lowongan untuk waitress Oktoberfest setiap tahun pasti penuh," jelas Liebs. "Pekerjaan mereka juga gampang. Yang penting, mereka bisa mengangkat 10 gelas bir dalam waktu bersamaan," tegasnya. (*/c5/ari)