Bonggas Bagikan Strategi Jitu Caleg Menangkan Pileg, Seperti Apa?
Alumnus Uppsala University Swedia dan University of Queenslanad, Australia ini juga menjelaskan strategi kampanye yakni strategi serangan darat meliputi kampanye door to door dan kampanye akbar serta strategi serangan udara dan strategi media sosial.
BACA JUGA: Girindra Sebut 12 Titik Potensi Kerawanan Pemilu 2019
Pada kesempatan itu, pria yang mengawali karirnya sebagai dosen dan peneliti di beberapa universitas swasta di Indonesia seperti Universitas Katolik Parahyangan dan Universitas Paramadina, mengatakan Pemilu serentak 2019 adalah Pemilu bersejarah dalam dinamika politik Indonesia, karena pemilu legislatidf dan pemilu presiden digabungkan.
Pada awalnya pemilu legislatif dan pemilu presiden digabungkan dengan harapan adanya penyerdehanaan sistem pemilu sekaligus penghematan anggaran. Akan tetapi dalam pelaksanaannya hingga H-3 bulan, Pemilihan legislatif cenderung lebih sepi dibandingkan Pileg 2014.
Menurutnya, walaupun jumlah caleg dan partai yang bertarung lebih banyak dibandingkan Pemilu 2014, tetapi suasanya Pileg terkesan adem ayem. Hanya beberapa caleg yang masif memasang branding mereka di media outdoor, berbeda dengan suasana 2014. Pileg pun terkesan tenggelam oleh hiruk pikuk pilpres dan isu-isu seputar capres.
Para caleg pun terkesan melakukan strategi wait and see, enter sampan kapan? Hanya sedikut caleg dan timsesnya yang benar-benar melakukan serangan darat dan serangan udara secara sistematis dan terpola.
Media sosial sebagai media yang murah dan efektif terkesan masih minim dimanfaatkan oleh para caleg. Kekhawatiran yang muncul kemudian adalah para caleg berusaha meminimalkan pengeluaran di awal kemudian menggelontorkan dana masif di minggu bahkan hari-hari terakhir dalam bentuk politik uang.
“Bila ini terjadi makin hancurlah sistem demokrasi kita terlebih di parlemen karena parlemen akan dikuasai mereka yang dududk dengan mempergunakan politik uang. Dan bila kekhawatiran ini terjadi hampir bsa dipastikan parlemen akan lemah dalam mengimbangi ekskutif dan tindak pidana korupsi akan makin banyak menimpa para wakil rakyat di semua lini,” terangnya.