Bounty Hunter, Kumpulan Fotografer Pemburu Hadiah Lomba Foto
Keasyikan Berburu Hadiah, Ditegur Ibu agar Segera Cari KerjaArek-arek Bounty Hunter tidak asal datang memotret atau menyetor foto. Yudistira misalnya. Setiap mengikuti lomba pemotretan model, dia datang dengan asisten. Bisa sampai tiga orang. Asisten tersebut bertugas untuk memasang dan memegangi lighting. ”Dia benar-benar total. Karena itu, Yudistira sering tampil menjadi pemenang,” jelas Agil.
Pada 2013 saja Yudistira memenangi 50 lomba. Jadi, hampir setiap pekan dia menang lomba. Sayang, Yudistira tidak bisa ditemui. ”Saat ini dia sedang berlibur sembari hunting foto di Karimun Jawa (Jepara, Jawa Tengah),” terang Agil.
Selain Yudistira, Budi kerap tampil sebagai pemenang. Pada 2013 pria yang sehari-hari bekerja di konter handphone tersebut memenangi tak kurang dari 30 lomba. Itu berarti, dalam sebulan Budi minimal memenangi dua lomba. Untuk tahun ini fotografer yang bersenjata kamera Sony Alpha A77 plus lensa kit SAK 16-105 f/3.5-5.6 tersebut sudah menang di enam lomba.
Agil juga sering memboyong hadiah. Tahun lalu dia menang 19 kali. Tahun ini Agil sudah empat kali menang lomba. Kemenangan dan keasyikan berburu foto itu membuat Agil begitu larut.
Saking larutnya, dia sampai belum sempat mencari pekerjaan. Hal tersebut membuat ibunya menegur dia agar segera mencari pekerjaan. ”Ceritanya memang seperti itu. Tapi, ini memang mengasyikkan. Apalagi, uangnya juga lumayan,” ungkapnya.
Bounty Hunter memiliki tradisi makan-makan bersama setiap kali ada yang menang lomba. Tidak peduli berapa pun hadiah yang disabet, mereka tetap pergi makan-makan. Tempat favorit mereka adalah warung Gubeng Pojok.
”Makan-makan itu untuk semakin mempererat pertemanan. Toh, teman-teman juga yang men-support info lombanya. Kan tidak semua lomba kita ketahui sendiri,” kata Budi. (Miftakhul F.S/c10/dos)