Boy Pohan, Wasit Tinju Indonesia di Tokyo 2020, Saat Memimpin Final, Ada Protes
“Oleksandr saat itu sudah memimpin dua ronde. Namun, saat Herbert memukul Oleksandr, saya melihat pandangan matanya sudah berbeda, tidak fokus sehingga saat itu saya putuskan KO pada hitungan keempat,” katanya.
“Memang ada protes, tetapi tim medis saat itu juga menilai Oleksandr tidak bisa melanjutkan pertandingan dan dia juga mengatakan sorry kepada saya ketika pertandingan selesai,” ungkap Boy.
Pada Olimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga tinju mempertandingkan 276 partai dari 13 kelas. Boy mendapat tugas sebagai juri pada 40 pertandingan dan tujuh pertandingan sebagai wasit.
Boy menekuni profesi sebagai ITO tinju mengikuti jejak ibunya Sri Mawarni. Saat menjadi wasit/juri tinju, Sri mengantongi lisensi Federasi Tinju Amatir Asia (FAAB).
Boy tidak hanya menjadi wasit pertama Indonesia yang bertugas di Olimpiade, ia juga tercatat menjadi satu-satunya wasit/juri tinju dari Asia Tenggara yang mendapat tugas di Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya senang bisa menjalankan tugas sebagai wasit/juri sesuai dengan keinginan Boxing Task Force (BTF) yang mengambil sementara kendali AIBA setelah Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Dan, saya juga bangga bisa menjaga nama baik Merah Putih di ajang Olimpiade 2020 Tokyo," ujarnya.
Saat ini Boy sudah kembali ke Tanah Air pada Selasa (10/08) dan sedang menjalani karantina hingga 18 Agustus. Dirinya mengaku mendapat banyak pengalaman dari Olimpiade Tokyo 2020.
"Cukup banyak pengalaman yang bisa saya petik di Olimpiade 2020 Tokyo yang perlu diterapkan dalam pertandingan tinju di Indonesia. Wasit yang memimpin pertandingan harus tanggap dalam mengambil keputusan untuk menghindari cedera fatal petinju yang bertanding sedangkan juri yang bertugas fokus dengan tombol yang terletak di atas meja," ujarnya.