BPJS Percepat Klaim Rumah Sakit
jpnn.com - JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan akhirnya terbuka atas usul perbaikan sistem klaim rumah sakit (RS) yang sering kali macet. Perbaikan dilakukan BPJS kesehatan dengan mulai digunakannya bridging system pada jaringan RS dan BPJS kesehatan.
Direktur Teknologi Informasi (IT) BPJS kesehatan Dadang Setiabudi mengatakan, bridging system merupakan fasilitas teknologi IT (web service) yang memungkinkan dua sistem berbeda untuk mampu melakukan dua proses tanpa adanya intervensi dari satu sistem kepada sistem lainya secara langsung.
"Dalam sistem ini kita gabungkan antara aplikasi RS, aplikasi milik BPJS kesehatan dan aplikasi dari Kementerian Kesatan (Kemenkes). Jadi ketiga aplikasi ini dapat berkoneksi dan bekerja dalam satu sistem bridging system," ujarnya saat peluncuran bridging system di kantor BPJS kesehatan, Kamis (9/5).
Dengan penggunaan sistem ini, Dadang optimis dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para peserta. Dia menyebutkan, peserta tidak perlu antri panjang lagi seperti sebelumnya untuk dapat dilayani di RS. Hal ini dikarenakan, adanya rekaman data yang mempermudah pihak RS dalam mengakses data pasien tersebut.
Selain itu, lanjut dia, RS akan lebih mudah dalam mempercepat pengajuan klaim RS pada BPJS kesehatan. Sebab, perekaman data telah disesuaikan dengan paket tarif RS atau Indonesia Case Base Groups (Ina CBGs) "Untuk rumah sakit, keuntungannya penghematan sumber daya manusia, kecepatan pengisian data dan kecepatan proses pengajuan klaim.," tuturnya.
Saat ini, baru ada lima RS yang sudah mengimplementasikan bridging system. Yakni RSUD Koja Jakarta Utara, RSUP Persahabatan Jakarta Timur, RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, RSUP Kandou Manado dan RSUP Wahidin Sudiro Husodo Makassar.
Ada pula RS yang baru melakukan uji coba pada sistem baru ini. Ada sekitar 12 RS yang tercatat tengah melakukan uji coba dan 36 RS yang baru melakukan proses pengembangan. "Tentu kita berharap 1500 rumah sakit yang telah bekerja sama dapat menggunakan bridging system seluruhnya. Kita targetkan akhir 2014 lah," ungkapnya.
Sementara itu, dari pengakuan Direktur RSUD Margono Soekarjo Haryadi Ibnu Junaedi, sistem ini memang terbukti dapat mempercepat pandataan. Antrian yang sebelumnya terjadi 3-5 menit, bisa dipercepat menjadi 1 menit saja." "Kami sudah terapkan sejak 1 April lalu, dan memang dengan aplikasi ini bisa mempercepat pelayanan," tuturnya.
Tak hanya itu, Soekarjo juga menuturkan bahwa dengan menggunakan sistem ini, sistem informasi manajemen RS (SIMRS) nya semakin efisien. (mia/kim)