BPK Dinilai Blunder Karena Mengumumkan Kinerja Tujuh Bank
jpnn.com, JAKARTA - Langkah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan sejumlah nama bank yang dianggap tidak memiliki kinerja bagus, sangatlah tidak bijaksana karena menyebutkan nama bank-bank tersebut.
President Director Center for Banking Crisis (CBC), Achmad Deni Daruri mengatakan kondisi krisis perekonomian dunia dan nasional akibat corona merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dengan seksama dalam setiap kebijakan dan tindakan yang berdampak terhadap perekonomian secara luas.
“Apalagi jika menyangkut confidence masyarakat akan perbankan. Perlulah mengecamkan oleh BPK karena krisis perbankan diawali oleh ketidakpercayaan masyarakat terhadap perbankan. Apa yang dilakukan BPK justru berpotensi besar merusak kepercayaan masyarakat terhadap perbankan,” kata Deni, Jakarta, Rabu (13/05).
Menurut Deni, bukannya tidak mungkin BPK justru tengah menciptakan sumber awal dari krisis perbankan nasional. Krisis perbankan adalah krisis keuangan yang memengaruhi aktivitas perbankan.
"Krisis perbankan termasuk bank run, yang memengaruhi sebuah bank (apalagi BPK mengungkap tujuh bank), kepanikan perbankan, yang akhirnya memengaruhi banyak bank dan ujungnya menyebabkan krisis perbankan sistemik," paparnya.
Menurutnya, krisis perbankan ditandai oleh bank run yang menyebabkan runtuhnya lembaga keuangan. Bank run terjadi ketika banyak pelanggan bank menarik simpanannya karena mereka percaya bank itu mungkin gagal.
Ada banyak bukti pada bank individu sepanjang sejarah, misalnya, beberapa kegagalan bank 2008-2009 di Amerika Serikat yang dikaitkan dengan bank runs.
"Jika BPK paham akan potensi bank runs maka BPK, tidak akan mengumumkan nama tujuh bank tersebut kepada publik karena memang tidak ada gunanya. Alangkah eloknya jika BPK cukup memberikan rekomendasi kepada OJK agar OJK menindaklanjuti temuan BPK tersebut jika temuannya memang benar adanya," tegas Deni.