BPS Sebut Penduduk Miskin di Banten Makin Banyak
jpnn.com - SERANG – Jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten bertambah. Berdasarkan rilis data statitistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menyebutkan pada bulan September 2014, jumlah penduduk miskin di Banten mencapai 649,19 ribu orang atau 5,51 persen.
Jumlah itu meningkat 26,35 ribu orang atau 4,23 persen dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang hanya sebanyak 622,84 ribu orang atau 5,35 persen.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Banten, Gandari Adianti menjelaskan naiknya jumlah kemiskinan ini secara umum terjadi karena inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat.
Pada wilayah pedesaan misalnya, angka kemiskinan meningkat sebesar 20,87 ribu orang dari 247,14 ribu orang pada Maret 2014 menjadi 268,01 ribu orang pada September 2014.
“Ini pengaruh dari nilai tukar petani (NTP) yang mengalami penurunan dari 105 menjadi 103. Harga gabah kering panen dan harga gabah kering giling juga mengalami penurunan, sementara harga barang cenderung naik dan upah buruh tani tidak mengalami kenaikan,” terang Gandari dilansir Radar Banten (Grup JPNN.com), Sabtu (3/1).
Pada wilayah perkotaan, kata Gandari, kenaikan angka kemiskinan justru tidak terjadi secara signifikan. Data BPS Provinsi Banten menyebutkan kemiskinan tersebut selama periode Maret hingga September 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan mengalami peningkatan. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan meningkat 5,49 ribu orang dari 375,69 ribu orang pada Maret 2014 menjadi 381,18 ribu orang pada September 2014.
“Untuk di perkotaan memang terjadi kenaikan harga barang. Namun pengaruh upah pada sektor riil upah buruh di sektor industri dan pembantu rumah tangga, misalnya, juga mengalami kenaikan. Makanya cenderung mengimbangi kenaikan harga,” terangnya.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2014 sebesar 4,73 persen bertambah menjadi 4,74 persen pada September 2014. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan bertambah dari 6,67 persen pada Maret 2014 menjadi 7,18 persen pada September 2014.(jpnn)