Briptu Ima, Polwan Cantik yang Sempat Tersandera Kelompok Bersenjata
Bertugas selama satu tahun tiga bulan menjadi pengalaman tak terlupakan baginya.
Polwan kelahiran Bantul 1 Agustus 1994 mengaku Bangui adalah negara yang indah.
Terlepas dari konflik, warga khususnya anak-anak sangat dekat dengan pasukan FPU asal Indonesia.
Menjadi pasukan pertama yang terjun ke Bangui tidaklah mudah.
Ima bersama 139 personel FPU lainnya harus babad gurun.
Lokasi markas komando awalnya hanyalah hamparan pasir. Belum ada bangunan, apalagi markas komando bagi FPU PBB.
“Daerah yang kami tempati belum ada pasukan perdamaian sebelumnya. Kami tim pertama yang datang. Tentu tidak mudah untuk melakukan pendekatan kepada warga,” kenangnya.
Jangan bayangkan bangunan dengan ranjang yang nyaman. Untuk mengistirahatkan tubuh, Briptu Ima harus tidur dalam sebuah tenda.