Briptu Ima, Polwan Cantik yang Sempat Tersandera Kelompok Bersenjata
“Masih harus sekolah bahasa Prancis. Kurang lebih satu tahun belajar di IFI Jogja terus lanjut lagi di IFI Jakarta. Masih ditambah pelatihan internal dari kepolisian,” ujarnya.
Interaksi demi interaksi dengan warga lokal berlangsung intens.
Kedekatan emosional telah terjalin antara Briptu Ima dengan warga sekitar camp. Walau rawan konflik, Briptu Ima menilai warga setempat sangatlah ramah.
Kesempatan ini dia gunakan untuk berkomunikasi. Termasuk mengenalkan Indonesia kepada warga, khususnya anak-anak. Sambutan hangat selalu dia terima selama berkomunikasi. Kuncinya adalah mengedepankan kearifan lokal Indoneisa, senyum, sapa, dan salam.
“Pulang kemarin, kebetulan camp dan bandara dekat, anak-anak menangis begitu tahu kami akan pulang. (Pasukan) Indonesia dikenal baik banget, terkenal loyal dan ramah. Masih komunikasi sampai sekarang, sudah menyimpan nomor WhatsApp,” pungkasnya. (dwi/tif/radarjogja)