Bromocorah
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Pagebluk Covid-19 memunculkan banyak kosa kata baru yang memperkaya bahasa Indonesia. Selain berbagai akronim yang bermunculan, ada istilah-istilah baru yang sebelumnya hanya dipahami oleh kalangan medis, tetapi sekarang sudah menjadi kosa kata umum.
Orang akan dengan fasih berbicara mengenai protokol kesehatan, komorbid, plasma konvalesen, dan badai sitokin.
Kosa kata itu khas medis, yang seharusnya penuh dengan muatan teoretis. Namun, sekarang istilah itu menjadi kosa kata yang dipahami publik secara luas. Ada yang memahaminya dengan benar, dan banyak yang memahaminya secara salah kaprah.
Salah satu kosa kata yang juga ikut populer bersamaan dengan munculnya pagebluk Covid-19 adalah penyintas.
Beda dengan kosa-kosa kata lain yang diambil dari istilah medis, penyintas bukan istilah khas medik, tetapi kemudian diadopsi menjadi istilah medis untuk menggambarkan seseorang yang tertulari Covid-19 dan kemudian selamat.
Penyintas adalah istilah yang biasanya dipakai di kalangan para pencinta petualangan seperti pendaki gunung atau penjelajah hutan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara harfiah penyintas berarti pertahanan hidup--dalam Bahasa Inggris survival--yaitu kemampuan untuk bertahan hidup di dalam suatu kondisi atau keadaan tertentu, yang biasanya sulit dan bisa mengancam keselamatan nyawa.
Penyintasan juga bisa diartikan sebagai teknik atau ilmu dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap keselamatan diri. Di kalangan para petualang alam bebas, upaya bertahan hidup disebut sebagai ‘’survival art’’.