BSKDN dan BRIN Berkolaborasi jadi Penghubung Daerah Kembangkan Riset Berbasis Isu Empiris
Lebih lanjut Yusharto mengungkapkan bahwa hampir setengah dari jumlah keseluruhan daerah di Indonesia tengah membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA).
Menurut Yusharto, langkah tersebut perlu didukung oleh BSKDN dengan mengarahkan BRIDA menyusun rencana induk riset dan inovasi di daerah. Dokumen tersebut dapat menjadi dasar bagi BRIDA dalam bekerja.
"Kita setarakan dokumen tersebut (rencana induk riset dan inovasi) dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Jadi, paralel dengan itu kita juga akan meyusun rencana kerja untuk 2024," jelas Yusharto.
Selain itu, seiring dengan penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) yang semakin dekat, Yusharto mengimbau agar BRIDA dapat bekerja secara teknokratis tidak terpengaruh dengan kepentingan-kepentingan politik yang bersifat sementara.
Pasalnya, menurut Yusharto, yang perlu dilakukan BRIDA justru mengamati potensi lokal yang dimiliki daerahnya. Sebab, langkah tersebut dapat meningkatkan realiasi RPJMD dengan benar.
"Misal daerah kaya akan potensi sagu, bagaimana cara mengembangkan sagu itu? kebijakan terkait sagu harus seperti apa? dan harusnya kebijakan tersebut berbasis data. Informasi tersebut yang kita kumpulkan dari daerah, lalu kita diskusikan mana yang masuk sains mana yang masuk penelitian untuk kebijakan," jelasnya.
Yusharto melanjutkan, setelah melakukan pemetaan isu empiris di daerah, BSKDN akan meneruskan informasi tersebut kepada BRIN untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Dalam prosesnya nanti, menurut Yusharto, BRIN juga bisa melibatkan perguruan tinggi untuk bersama-sama mengkaji isu empiris tersebut.