BSSN: Sampel Malware Aset Berharga
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Deteksi Ancaman Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Dr Sulistyo menyebut malware yang berhasil dijaring harus dipelajari dan dianalisis untuk keperluan bersama guna mendukung kepentingan nasional.
BSSN juga telah mengumpulkan lebih dari 5.600 sampel malware yang dijaring melalui program Indonesia HoneyNet Project (IHP).
Malware tersebut kemudian dipelajari dan dianalisis lebih lanjut untuk berbagi informasi dengan multi stakeholder di Tanah Air.
"Sekarang makin banyak pihak yang kerja sama dengan kami terkait HoneyNet ini. Karena di situ kan ada berbagai varian virus. Ada virus yang benar-benar baru dan ada virus lama yang merupakan modifikasi," kata Sulistyo dalam acara webinar bertajuk 'Kita dan Malware' melalui platform konferensi video Jumpa.id, Kamis (3/9).
Sejauh ini terdapat tiga fokus sharing informasi yang dilakukan BSSN yaitu sektor pemerintah, sektor UKM, dan sektor infrastruktur kritis.
HoneyNet yang beroperasi melalui pemasangan HoneyPot di 56 titik telah memetakan karakteristik dan jenis serangan siber ke Indonesia yang kebanyakan melalui penyebaran Malware.
"Kami sudah punya sampel unik, kami sudah tahu TTP malware-nya seperti apa, kemudian bagaimana komunikasi dengan server induknya, penyebaran malware-nya kemana. Nah, informasi ini kami kirim sebagai peringatan bersama," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Syahrul Mubarak mengingatkan salah satu ancaman siber yaitu cepatnya perkembangan malicious software (malware) atau perangkat lunak berbahaya.