Bu Guru Berpetualang pakai Vespa, Didekati Pria Bercelurit
Karena itulah, sebelum keberangkatan ke Papua setelah Lebaran nanti, dia giat mengumpulkan donasi. Terutama berupa seragam dan peralatan sekolah. ”Apa saja yang mungkin bermanfaat bagi daerah-daerah yang saya singgahi bersama suami nanti,” katanya.
Kecintaannya kepada touring dengan bersepeda motor tumbuh karena sejak kecil dia menyukai kegiatan luar ruang. Apalagi, setelah menikah, sang suami mendukung penuh kegiatannya tersebut.
Menurut dia, bersepeda motor membuatnya bisa menikmati pemandangan secara bebas. ”Indonesia ini banyak sekali tempat indah yang bisa dinikmati sambil melakukan hal positif di tempat tersebut,” katanya.
Tempat mana yang paling mengesankan? ”Semua,” katanya. Meski kadang menemui pengalaman yang menurut banyak orang mungkin menakutkan. Di Mesuji, Lampung, misalnya. Suatu hari saat singgah di sana, Mabu harus mendinginkan motor yang biasanya butuh waktu dua–tiga jam.
Berhentilah dia di jalan yang sepi. Hanya satu dua mobil yang melintas. Mendadak ada seorang pria mendekat sembari membawa celurit. Karena tak curiga, Mabu yang bepergian sendirian terus saja asyik memotret sekitarnya. Pria tersebut terus saja bolak-balik.
”Ya, saya sapa. Dia juga balik menegur dengan pandangan yang terlihat aneh. Tapi, kemudian dia berlalu,” kenangnya.
Ketika dia kemudian menceritakan pengalaman tersebut kepada kawan-kawan sekomunitasnya, Mabu baru sadar bahwa kawasan tempat dia berhenti itu rawan begal. ”Tapi, saya dari awal memang nggak ada pikiran curiga,” katanya.
Sesekali dia juga mengalami masalah dengan VBB 1964-nya. Namun, selalu ada saja kawan-kawan dari komunitas Vespa di kota yang disinggahi yang mengulurkan tangan untuk membantu.