Bu Guru Marni Berjualan Baju Bekas demi Membiayai PAUD
jpnn.com - jpnn.com - Semangat Sumarni untuk memajukan pendidikan di desanya sangat luar biasa. Demi menggerakkan masyarakat di desanya agar mau bersekolah, dia mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan modal sendiri.
MUKHTAR LUTFI, Magelang
SUMARNI membungkus uang pecahan Rp 20 ribuan, Rp 10 ribuan dan beberapa uang koin ke dalam sebuah plastik bening. Jumlahnya Rp 200 ribu lebih sedikit.
“Ini hasil penjualan baju, dua hari ini,” kata perempuan 33 tahun warga Dusun Kalipelus, Desa Wuwuharjo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang itu.
Bukan baju baru yang dijualnya. Tapi, baju bekas yang berhasil dikumpulkannya dari kawan, sahabat, dan relasinya.
Tentu saja itu bukan bisnis untuk memburu untung. Baju-baju bekas itu dia jual seharga Rp 1.000 - Rp 5.000.
Siapa pembeli baju bekasnya? “Baju bekas ini kita jual di warga setempat. Ternyata banyak yang berminat. Karena memang masyarakat di sini bisa dikategorikan menengah ke bawah. Dan setiap datang baju bekas, selalu habis terjual,” ucapnya.
Hasil penjualan baju yang jumlahnya tidak menentu lantas digunakan untuk memenuhi operasional sekolah. Toh, jumlah uang yang terkumpul tetap saja bisa untuk membeli kebutuhan lain seperti alat tulis kantor (ATK) dan sarana bermain anak.
Sumarni mengaku siap menerima donasi berupa baju-baju bekas. “Kalau ada, kita siap mengambilnya,” ucap perempuan berhijab ini.