Bu Mega Terisak-isak, Suaranya Berat, Terkenang Mendiang Suaminya dan Indonesia Raya
"Enggak ada rakyat, enggak ada kita," kata Megawati dengan nada suara tersendat.
Megawati kembali menahan tangis sembari menggelengkan kepala dan menghentikan sejenak pidatonya.
Setelah menahan tangis, Megawati kembali berbicara, "karena rakyatlah cakrawati (pucuk pimpinan, red) partai," ujar dia.
Megawati memejamkan matanya. Dengan mata terpejam, perempuan kelahiran 23 Januari 1947 itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Selanjutnya, Megawati meneruskan pidatonya dengan menahan tangis. Dia mengajak PDIP selalu solid.
"Marilah kita solid bergerak untuk Indonesia Raya," pintanya.
Suaranya Megawati terdengar berat saat mengucapkan 'Indonesia Raya' di depan ratusan kader PDIP.
Syahdan, Megawati mengakhiri pidatonya dengan sembonyan 'bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'.