Bu Retno Lebih Galak dari Pak Prabowo
"Ya makanya saya bilang jangan ribut. Untuk apa ribut yang enggak perlu diributin, bisa ganggu," ujar Luhut usai bertemu Prabowo.
Luhut menyebut, kehadiran kapal-kapal Tiongkok di perairan Natuna karena Indonesia kekurangan kapal patroli. "Ya kalau kita (Indonesia) enggak hadir kan, orang hadir. Jadi sebenarnya yang paling marah pertama itu pada diri kita sendiri. Kita punya kapal belum cukup," ujarnya.
Sikap Retno yang lebih tegas dibandingkan Prabowo dan Luhut dipuji politikus PKS Muhammad Kholid. Menurut dia, langkah Retno, yang keras dan langsung mengirimkan nota protes ke pemerintah Tiongkok, patut diapresiasi.
"Jika sudah menyangkut kedaulatan negara, Pemerintah harus bersikap keras dan tegas. Tidak boleh lembek. Meskipun kepada negara sahabat seperti Tiongkok," tegas Kholid.
Dia menyayangkan sikap Prabowo yang terkesan menganggap enteng masalah kedaulatan bangsa. "Kalau lembek, santai-santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain, karena tidak punya keberanian dalam bersikap," kritiknya.
Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga mengkritik Prabowo dan Luhut. Menurut Susi, pemerintah harus bisa membedakan antara persahabatan negara, investor, dan pencuri.
"Jaga persahabatan antarbangsa. Undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik dan benar," cuit Susi melalui akun Twitternya, @susipudjiastuti. "Persahabatan dan investasi bukan pencurian ikan," sambungnya.
Sikap lembek Prabowo dan Luhut juga disindir politikus Demokrat, Andi Arief. Menurut dia, Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) lebih hebat dibandingkan alumni Lembah Tidar. “Kalau 4 hari ini 4 orang alumni UGM tidak kompak merespon banjir, hari ini alumni UGM yang menjadi Menlu Ibu Retno bisa bersikap tegas kepada Tiongkok di tengah dua alumni tidar yang lembut. Inilah hebatnya lulusan Fisip UGM,” cuit Andi Arief diakun Twitternya @AndiArief__.