Budayawan dan Seniman Minta Dana Indonesiana Tetap Dipertahankan
Jadi, seniman-seniman yang ada di daerah-daerah bisa ikut merasakan adanya manfaat dana abadi kebudayaan tersebut.
Meskipun begitu Kang Oeblet menegaskan ada atau tidaknya kucuran dana dari negara, para seniman atau budayawan sejatinya sudah menunjukkan eksistensinya.
Namun, dengan adanya pendanaan itu, mereka bisa makin luas dikenal masyarakat. Lewat beragam pertunjukan seni dan budaya yang mereka ciptakan.
Kang Oeblet sendiri mendapatkan kucuran dana sekitar Rp 1,1 miliar. Kucuran itu untuk kategori dukungan institusional. Dana tersebut dikucurkan kepada Yayasan Bumi Seni Tarikolot Padepokan Seni Yusup Oeblet.
Ada juga kucuran dana yang diperuntukan bagi pertunjukan karya seni dan kebudayaan.
’’Harapan saya ke depan peruntukan dana Indonesia bisa makin diperluas,’’ katanya. Kemudian, sebaran yang mendapatkan kucuran dana itu juga bisa makin merata. Tidak hanya di perkotaan atau di daerah-daerah yang kultur seni dan budayanya sudah cukup kuat.
Dia menegaskan jangan sampai dana abadi kebudayaan dialihkan untuk bidang atau sektor lainnya. Karena upaya pengembangan kebudayaan dan kesenian sangat penting. Negara harus hadir mengawal keberlangsungan kesenian dan kebudayaan di tanah air.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan lewat kucuran pendanaan dari dana Indonesiana, berhasil memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia. Contoh kongkritnya adalah berbagai proyek kebudayaan sudah diluncurkan. Meliputi produksi seni, riset kebudayaan, sampai dengan partisipasi dalam forum kebudayaan dunia.