Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Budi Rahardjo, IT-Preneur di Balik Domain .id

Tak Cari Profesor, Pilih Bagikan Selebaran di Jalan

Minggu, 21 Desember 2014 – 11:03 WIB
Budi Rahardjo, IT-Preneur di Balik Domain .id - JPNN.COM
Budi Rahardjo di depan kantornya, Gedung Riset dan Inovasi ITB. Foto: Mochamad Salsabyl/Jawa Pos/JPNN.com

Menurut pria yang berhenti dari PNS pada 2003 itu, menjadi profesor mempunyai tanggung jawab yang besar. Ditambah, status tersebut bakal mempersulit geraknya sebagai aktivis IT sekaligus IT-preneur di Indonesia. Karena itu, dia lebih memilih menjadi pengajar biasa dan berkonsentrasi membimbing mahasiswa.

’’Setiap acara car free day, saya masih turun membagikan selebaran tentang toko musik digital saya di jalan. Sering juga dikejar dan diusir satpol PP. Kalau jadi profesor, mungkin saya tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu,’’ tuturnya.

Pakar IT Johar Alam menilai, Budi berhasil meletakkan dan menata domain Indonesia menjadi salah satu domain yang mempromosikan identitas Indonesia di dunia. Namun, pengelolaannya belum menyentuh sektor bisnis yang menguntungkan.

"Kalau dari kacamata kami (aktivis IT), Pak Budi sama sekali tidak gagal. Terutama soal pengelolaan domain Indonesia. Dia bahkan sukses melindungi kekayaan negara dari tangan swasta dan asing. Saat dalam pengelolaan Pak Budi, pendaftaran domain .co.id hanya membayar Rp 150 ribu seumur hidup, sedangkan pendaftaran domain organisasi gratis," ungkapnya.

Hal itu berbeda dengan sistem yang berlaku saat ini. Menurut Johar, domain .id sekarang bisa dibeli siapa pun untuk kepentingan apa pun. Hal tersebut diakui bisa menghilangkan identitas domain sebagai kepemilikan negara. ’’Sekarang, memang banyak pemasukan dari pengelolaan domain. Untuk mendaftar saja, biayanya mencapai Rp 5 juta per tahun. Tapi, satu orang di Singapura bisa beli ratusan domain .id tanpa alasan jelas,’’ terangnya.

Menurut dia, hal tersebut bisa sangat berbahaya. Johar menjelaskan, ada beberapa domain negara yang saat ini diperdagangkan bebas di dunia. Misalnya, .ly milik Libya. Domain tersebut akhirnya digunakan untuk sekadar jalan pintas di internet. ’’Saat Pak Budi mengelola, saya bisa bilang domain Indonesia sama terhormatnya dengan domain .uk milik Inggris atau .sg milik Singapura,’’ terangnya.

Dia menambahkan, pertumbuhan domain .id saat dikelola Budi termasuk tertinggi. Selama sembilan tahun, situs berdomain .id telah tumbuh sepuluh kali lipat dari 3 ribu ke 30 ribu. Artinya, ada 29 ribu lembaga di Indonesia yang membuat situs dengan domain .id.

"Sekarang, meskipun ada ratusan ribu domain, kita tidak tahu apakah itu semua lembaga dari Indonesia atau dari luar,’’ tandasnya. (*/c5/ari)

Nama Budi Rahardjo (52), mungkin tidak ngetop. Namun, di dunia IT, dia adalah ’’selebriti’’. Domain .id eksis di Indonesia

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close