Budi Santoso Pojokkan Muchdi
Jumat, 22 Agustus 2008 – 07:17 WIB
Polly –sapaan Pollycarpus-- kini menjalani pemidanaan 20 tahun di Lapas Sukamiskin Bandung, setelah Mahkamah Agung (MA) mengabulkan peninjauan kembali (PK) yang diajukan jaksa.
Maka, saat diangkat sebagai Deputi V BIN, Muchdi dianggap memiliki peluang untuk menghentikan kegiatan-kegiatan Munir dengan wewenangnya di BIN. Hal itu kemudian dilakukan dengan mengangkat Polly, yang merupakan pilot Garuda, sebagai aviation security di penerbangan Garuda Indonesia. ”Tujuannya supaya Polly punya akses yang luas untuk ikut dalam setiap penerbangan Garuda meski tidak sedang bertugas,” jelas Cirus.
Polly —sebagaimana terbukti dalam dakwaan sebelumnya— disebut JPU sebagai anggota jejaring non-organik BIN yang tunduk kepada handler atau agen yang merekrutnya yaitu Muchdi. Skenario pembunuhan Munir, lanjut JPU, dimulai saat Polly ikut terbang bersama Munir dalam pesawat Garuda 974 dari Jakarta menuju Changi, Singapura pada 6 September 2004. Di Coffe Bean bandara Changi itulah Polly mengeksekusi Munir dengan memasukkan racun arsenik ke dalam minuman yang dibawa Polly.
JPU menggunakan kesaksian agen madya yang pernah berdinas di Deputi V.I BIN Budi Santoso sebagai saksi pemberat Muchdi. Budi yang saat ini berdinas di Pakistan itu, pernah ditelepon Polly pada 7 September 2004. Ini adalah hari kematian Munir. ”Polly mengatakan bahwa dirinya ‘mendapatkan ikan besar di Singapura’. Maknanya dia telah membunuh Munir,” kata Cirus dengan mimik serius.
Budi, tiru Cirus, lantas bertanya, ”Apakah kamu (Polly) sudah melapor kepada Pak Muchdi?”. Polly menjawab bahwa hal ini sudah dilaporkan kepada Muchdi. Kesaksian Budi soal Polly ini tidak mengejutkan, karena pernah ditulis sebelumnya (Jawa Pos, 20/6). Tapi ternyata kesaksian Budi yang memberatkan Muchdi—yang tak lain adalah atasannya—tak berhenti di sini.
Cirus menyebutkan, hal lain yang makin menyudutkan Muchdi adalah pernyataan Polly kepada Budi. Isinya, ”Pak, saya mendapat tugas dari Pak Muchdi untuk menghabisi Munir.” Hal itu dikatakan Polly setelah mendapat tugas sebagai untuk bergabung di corporate security Garuda. Tak hanya memberi tugas, Muchdi juga membiayai aksi Polly.