Buffalo Boys Pionir Gado-Gado Western
Para cast pun apik memerankan karakter mereka. Aktor yang terlibat dalam adegan perkelahian menjalani workshop sebulan sebelum syuting.
Selain itu, beberapa cast sudah berpengalaman dalam bidang bela diri, stuntman, atau adegan action. Yoshi, misalnya, yang pernah berperan sebagai Ranger Biru dalam Power Rangers: Dino Charge.
’’Akting setiap tokoh di sini saling mendukung dan membangun cerita sehingga aksi dan dramanya dapat banget,’’ kata aktor Oka Antara. Salah satu karakter yang disukai Oka adalah Seruni (Happy Salma). Meski perannya tidak besar, Seruni berhasil membuat cerita lebih menyentuh dengan aktingnya.
Bukan hanya duo Jamar dan Suwo, aksi Kiona (Pevita Pearce) sebagai female lead dengan panahnya mencuri perhatian. Jangan lewatkan pula karakter Fakar (Alex Abbad), Adrie (Hannah Al Rashid), Koen (Zack Lee), dan Drost (Daniel Adnan).
Kalau ada yang terasa agak kurang, ketika masuk ke drama, phase film melambat. Serta, dialog yang menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris. Di satu adegan, kita mendengar kalimat berbahasa Indonesia. Di adegan lain, kita mendengar bahasa Inggris yang diucapkan karakter yang sama. ’’Ada baiknya mungkin konsisten satu bahasa saja,’’ tutur Oka.
Sineas Riri Riza memuji desain produksi dari Buffalo Boys. Setting cerita melibatkan lokasi-lokasi keren seperti Candi Prambanan, hutan pinus, dan air terjun di Jogjakarta.
Juga, kostum penduduk lokal, kompeni, dan para koboi yang artistik dan sesuai dengan konteks setting zaman. ’’Terasa banget Indonesianya walaupun ada sentuhan Western,’’ jelas sutradara 47 tahun tersebut.
Menurut dia, film dengan bujet produksi USD 2 juta (atau sekitar Rp 29 miliar) itu memberikan angin segar pada perfilman Indonesia. Genre Western yang sangat Amerika bisa diberi sentuhan Indonesia lewat cerita, tokoh, dan setting. ’’Ini membuktikan bahwa film Indonesia bisa di-explore dan berkembang. Buffalo Boys akan menjadi film besar,’’ tandas Riri optimistis. (len/nor/c14/jan)