Bukan Generasi TV, Sekarang Anak-anak Lebih Suka Belajar Online
jpnn.com, JAKARTA - Pelaksanaan program Belajar dari Rumah di TVRI dinilai terlambat. Pasalnya, sudah sebulan study from home (SFH), pemerintah baru menyediakan Infrastrukturnya.
"Telat amat sudah sebulan SE Mendikbud tentang belajar dari rumah keluar baru sekarang disiapkan infrastruktur karena banyak yang komplain. Harusnya kementerian benar-benar punya data agar bisa menyiapkan infrastukturnya," kata Pengamat dan Praktisi Pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji kepada JPNN, Sabtu (18/4).
Dia menyebutkan, anak-anak sekolah bukan mereka yang suka mengonsumsi TV. Bahkan riset dari Global Web Index selama pandemi merilis data anak-anak usia SMA dan kuliah hanya 20 persen yang lihat TV. Lebih banyak melihat ke online.
"Jadi tidak cocok kalau diarahkan ke pelajaran anak-anak, karena mereka bukan generasi TV. Pembelajarannya juga jadi satu arah, menggurui, dan kembali ke era 80-an sampai 90-an," ucapnya.
Menggunakan TVRI paling cocok justru untuk guru dan orang tua. Karena ortu kebingungan bagaimana mengelola, membimbing anak-anak melakukan pembelajaran daring.
Sebaiknya, kata dia, pemerintah memanfaatkan TVRI untuk memberikan masukan, saran bentuknya talk show, ceramah, diberikan contoh-contoh, tips and trik agar ortu maupun guru bisa melakukan pembelajaran dari rumah secara daring dengan efektif dan efisien.
"Artinya tidak boros kuota, enggak rebutan gadget. Nah itu orang tua dan guru-guru adalah generasi TV, bukan generasi anak-anak kita," sergahnya.
Satu hal menurut Indra yang harus dicermati, chanel TVRI itu paling susah mendapatkan signal bagus. Kalah dibandingkan TV swasta.