Bukan Karena Sultan Warga Beringin
Kemendagri : Maju Pilkada, Sultan Tak Perlu Dukungan ParpolSabtu, 04 Desember 2010 – 08:08 WIB
Pengamat otonomi daerah dari LIPI Siti Zuhro berpandangan Sultan dan Paku Alam sebaiknya menjadi simbol budaya. Dalam konteks itu, Sultan dan Paku Alam ditetapkan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jogjakarta. Namun, wewenangnya dibatasi. Pelaksanaan pemerintahan sehari "hari dilakukan oleh semacam perdana menteri yang dipilih secara demokratis.
"Melihat background sejarah, seharusnya kesultanan itu untouchable. Kalau day to day pemerintahan dilakukan kesultanan, bagaimana kalau ada korupsi. Sementara kedaulatan Jogjakarta itu ada di tangan Sultan," kata Zuhro.
Dalam konteks Sultan mendapat hak istimewa, lanjut Zuhro, Sultan sseharusnya tidak menjadi partisan partai politik. Apalagi, berkeinginan menjadi capres. Karena itu, membuat posisi Sultan above politics. "Sekarang saatnya Sultan untuk memilih," tegasnya. Konsekuensinya akan berbeda bila Sultan memang memilih untuk berpolitik. "Sampai jadi presiden pun why not," kata Zuhro.