Buntut Referendum, Kurdistan dan Iraq di Ambang Perang
jpnn.com - Pasukan Iraq akhirnya menguasai Provinsi Kirkuk setelah berhasil masuk ke pusat Kota Kirkuk kemarin, Senin (16/10).
Sesaat sebelumnya, mereka berhasil menguasai pangkalan militer angkatan udara K1 yang terletak 5 kilometer di sisi barat laut Kota Kirkuk, tambang minyak Baba Gurgur, kantor pusat North Oil Company, bandara, kantor polisi, pembangkit listrik, jembatan, jalan, dan beberapa distrik yang termasuk daerah industri.
Menurut keterangan warga dan pejabat Iraq yang diperoleh Al Jazeera, tentara Iraq terlihat memasuki beberapa kantor pemerintahan di Kirkuk yang dikuasai Kurdistan Regional Government (KRG).
Selama ini, KRG berada di Kirkuk setelah membantu pemerintah Iraq mengusir kelompok militan negara Islam atau ISIS. Namun, sejak berlangsungnya referendum KRG beberapa waktu lalu, pemerintah Iraq berang dan berusaha mengambil alih Kirkuk.
”Pengambilalihan Kirkuk itu sama saja dengan deklarasi perang yang mencolok,” bunyi pernyataan Komando Pusat Peshmerga, pasukan militer KRG.
Mereka menuding ada satu fraksi dari partai politik Kurdi yang berkhianat dan memberikan informasi kepada pemerintah pusat. Karena itu, mereka bisa membalik situasi dengan mudah.
Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan menegaskan, pasukannya akan terus membela rakyat Kurdistan. Mereka mengklaim pasukan Peshmerga telah berhasil menghancurkan lima mobil Humvees buatan AS yang digunakan pasukan paramiliter Syiah alias Popular Mobilisation Forces (PMF).
PMF adalah pasukan bersenjata pendukung pemerintah pusat. ”Peshmerga telah mengirim pasukan tambahan ke Kirkuk untuk melawan pasukan Iraq dan sekutu-sekutunya,” ujar Juru Bicara Kementerian Peshmerga Brigjen Halgurd Hikmat.