Burnap: Saya Mau Menangis
Jumat, 10 April 2009 – 16:17 WIB
Meski demikian, Burnap, panggilan akrab Burhanuddin, langsung melakukan evaluasi dan instropeksi. Dia mengakui, strategi Demokrat lebih jitu dibanding partainya. Menurutnya, strategi yang digunakan Demokrat yang lebih menekankan agar pemilih memberikan tanda contreng ke tanda gambar partai, bukan celg, mampu membuat Demokrat berjaya. Partai dengan nomor urut 31 itu juga mampu mengidentikan Demokrat dengan sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Jadi, masyarakat yang suka dengan SBY, langsung saja mencontreng tanda gambar Demokrat. Berbeda dengan Golkar, antarcalegnya gempuran sendiri, sehingga suaranya menyebar ke sejumlah caleg. Peribahasa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, terbukti di sini," beber Burnap.
Dia juga mengakui, garis komando di Demokrat sangat jelas, yakni satu komando di bawah instruksi SBY. "Beda dengan di Golkar, Surya Paloh berkata A, Jusuf Kalla berkata B. Tapi itu memang ciri dinamika demokrasi di internal Golkar," katanya lagi. Selain itu, dia juga mengakui, kemampuan pendanaan kampanye Demokrat sebagai partai incumbent lebih hebat dibanding Golkar. Demokrat sudah gencar berkampanye lebih awal dan lebih masif, dibanding Golkar. "Dan itu menyangkut kemampuan kapital," imbuh Burnap.