Bursa Tak Khawatir Tapering Off
jpnn.com - JAKARTA - The Fed atau bank sentral AS kembali mengurangi stimulus moneter (tapering off) sebesar USD 10 miliar menjadi USD 65 miliar per bulan. Bursa saham Indonesia kemarin tak terpengaruh dan sanggup menguat di saat mayoritas bursa Asia terkoreksi.
Setelah sempat melemah lebih dari 1,5 persen di awal perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya menguat 1,408 poin (0,032 persen) ke level 4.418,757. Sebaliknya indeks LQ45 menipis 0,71 poin (0,10 persen) ke level 741,76.
Penguatan terutama didominasi saham non blue chip dari aksi beli oleh investor domestik. Sebaliknya investor asing melakukan aksi jual dengan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 154,3 miliar.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, kebijakan The Fed sebaiknya tidak mengakibatkan kekhawatiran berlebih. "Tapering off itu hanya pengurangan stimulus. Namun stimulusnya masih ada," katanya di Jakarta kemarin.
Menurut Ito, tapering off memang harus dilakukan."Sentimen negatif selalu ada. Kita tidak imun terhadap sentimen negatif global tetapi akan pulih dengan cepat," tuturnya..
Menurut dia, yang perlu diwaspadai justru adalah perkembangan makroekonomi. Seperti, perkembangan neraca perdagangan dan transaksi berjalan. Ito optimistis IHSG pada tahun pemilu ini akan tetap tumbuh meskipun tidak akan setinggi seperti tahun pemilu di periode-periode sebelumnya.
"Tahun 2004 naik 44,56 persen. Tahun 2009 naik 86,9 persen. 2014 mungkin tidak setinggi tahun-tahun lalu tapi saya yakin tetap naik," tegasnya.
Head of Technical Research PT Trust Securities Reza Priyambada mengatakan aksi jual investor asing di bursa saham Indonesia tidak lepas dari sentimen negatif dari penurunan bursa saham AS sesaat.