Buruh Bangunan Tewas Ditembak Polisi
Senin, 04 Juli 2011 – 09:34 WIB
Ketiga polisi yang mendekat dan mengeluarkan senjata api tersebut spontan menaruh senjata ke dalam sarungnya. "Setelah tembakan itu, tiga orang polisi, dua orang pakaian dinas, tapi yang satunya mengenakan jaket. Satunya lagi memakai pakaian preman (sipil). Usai senjata meletus mereka lalu mundur sambil menelepon dengan suara terbata-bata. Pas dilihat ternyata sudah tergeletak penuh darah," terang salah seorang saksi di tempat kejadian.
"Kami tidak terima dengan perlakuan polisi terhadap anak (keponakan) kami. Besok (hari ini) kami akan melaporkan masalah ini ke propam. Kami, juga meminta bantuan LBH untuk mendampingi kami. Dia datang ke rumah untuk menjenguk bapaknya yang sedang sakit," kata seorang keluarga korban, Ari Dg Turu, saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, kemarin.
Istri korban Mina menambahkan, sebelum penembakan oleh polisi, korban hendak membawakan uang kepada salah seorang anaknya, Ardi yang tinggal di rumah neneknya di Rappocini. "Uang sebesar Rp600 ribu gajinya tidak sampai diberikan kepada anak saya. Saya juga tidak tahu dimana uang itu sekarang karena setelah saya periksa di kantongnya sudah tidak ada," kata Mina.