Bus Antikorupsi Kembali Beroperasi, Firli: Simbol Hadirnya KPK di Tengah Masyarakat
“Kami ingin betul-betul perilaku antikorupsi itu terbangun dari individu, berkembang kepada kelompok dan komunitas bangsa dan negara sehingga suatu saat kami menginginkan Indonesia itu betul-betul bebas dari korupsi karena setiap individunya ingin membebaskan negeri ini dari praktik-praktik korupsi," kata Firli.
Bus antikorupsi bakal mengkampanyekan nilai-nilai antikorupsi kepada pelajar, mahasiswa maupun penggiat antikorupsi.
"Aktivitasnya banyak, ada yang bentuk sosialisasi kampanye antikorupsi di kampus-kampus. Ada juga yang kepada komunitas, baik itu anak muda, pelajar, mahasiswa, kelompok-kelompok antikorupsi, penggiat antikorupsi, lembaga sosial masyarakat," ujarnya.
Firli juga mengapresiasi antusiasme masyarakat yang ikut serta dalam melepas perjalanan Bus KPK Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi.
Menurut dia, antusiasme tersebut memunculkan optimisme, bahwa masih ada harapan akan Indonesia yang bersih dari korupsi dan peduli akan masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.
“KPK tidak akan mampu memberantas korupsi di negeri ini sendirian. Butuh dukungan dari seluruh elemen bangsa, dan peran masyarakat merupakan instrumen penting untuk pemberantasan korupsi,” pesan Firli.
Bus Antikorupsi pertama kali diluncurkan di tahun 2014, dengan nama awal Bus ACLC (Anti-Corruption Learning Center).
Setelah melalui sejumlah perbaikan, pada tahun 2018-2019 Bus Antikorupsi menempuh perjalanan dan hadir di 40 kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.