Bus Wisata Masuk Jurang, 6 Tewas
"Pertama tidak ada petugas, warga turun ke jurang membantu. Warga keluarkan korban sebisanya," ujar salah satu warga Desa Suluban, Wayan Tama, yang jadi pahlawan dengan mengangkut 3 korban luka berat dengan pikap-nya menuju RS Kasih Ibu Kedonganan.
Selanjutnya, petugas dari BPBD pun turun tangan dan langsung melakukan proses evakuasi terhadap korban di dalam bus. Korban sekarat langsung dibawa naik menggunakan tandu, begitu pula korban meninggal.
Di atas tebing, di pinggir jalan raya, korban sekarat maupun meninggal digeletakkan menggunakan tikar, sambil menunggu ambulance dari beberapa rumah sakit. Korban pun dilarikan be RS Kasih Ibu Kedonganan, BIMC Nusa Dua, BIMC Kuta. Dan korban meninggal langsung ke RSUP Sanglah.
Evakuasi korban terakhir pun dilakukan pukul 17.30, karena 2 turis kejepit dibelakang bus. Evakuasi terakhir, petugas sampai menggunakan mesin pemotong besi.
Sedangkan untuk evakuasi bus belum bisa dilakukan, pasalnya kondisi cuaca hujan dan gelap. "Evakuasi bus diperlukan alat berat. Malam ini berbahaya, jadi menunggu," terang Kombes Beno.
Upaya kepolisian saat ini dengan melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang tergabung dalam Forum Lalu Lintas. "Upaya dengan melakukan pemasangan rambu lalu lintas lebih banyak," terangnya.
Di lokasi kejadian sendiri, memang rambu jalan minim. Bahkan rambu turunan tajam pun tidak ada. Sementara itu informasi di TKP, lokasi kejadian kecelakaan bus masuk jurang memang kerap terjadi kecelakaan serupa. Baik bus mundur sampai truk mundur. Namun yang sampai makan korban jiwa, baru kali ini terjadi.
Menurut salah satu warga Desa Suluban, Wayan Tama, di lokasi kejadian beberapa kali terjadi kejadian serupa. "Sekitar dua bulan lalu, persis sama ada bus pariwisata juga mundur," ujar Tama, warga yang sempat membawa 3 korban sekarat ke RS Kasih Ibu menggunakan pikap miliknya kemarin.