Busana Sophia Latjuba Diprotes Bundo Kanduang Sumbar
jpnn.com, PADANG - Kaum perempuan Minangkabau, Sumatera Barat menilai busana Sophia Latjuba hasil rancangan Anne Avantie yang dipamerkan dalam fashion show di JCC, Kamis (29/3) lalu melecehkan adat Minangkabau.
Penutup kepala yang digunakannya dengan busana modern itu, menyerupai Suntiang Minangkabau yang biasa digunakan pengantin perempuan saat prosesi pernikahan.
Nah, Ketua Penasehat Bundo Kanduang Sumbar Nevi Irwan Prayitno menyayangkan rancangan busana dari desainer terkenal Indonesia tersebut.
"Kami prihatin adanya busana kreasi pengantin modern yang memadukan atasannya menyerupai suntiang minang. Sebab, pakaian tradisi Minangkabau tidak boleh dicampur atau dikreasikan dengan bentuk apa pun. Karena setiap busana dari Minang telah berlandaskan filosofi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (adat berdasarkan dari syariat, syariat berasal dari alquran)," kata Nevi Irwan Prayitno, Jumat (6/4).
Nevi mengungkap, untuk mencegah terjadinya kejadian serupa, pihaknya berencana melakukan somasi kepada desainer bersangkutan. "Rencananya, somasi itu akan ditandatangani Ketua Bundo Kanduang dan seluruh Pembina Bundo Kandung di seluruh kabupaten/kota termasuk Pemprov Sumbar," katanya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik Efendi juga menyayangkan kejadian tersebut. Pihaknya mengimbau, bagi perancang busana yang mengkreasikan busana minang dengan versi modern agar tidak menghilangkan keasliannya.
Baik itu pakaian maupun pernak-perniknya. "Harus menutup aurat bagi pakaian perempuannya," kata Taufik.
Apalagi, saat ini lanjut Taufik, Pemprov Sumbar tengah gencar melestarikan pakaian tradisi perempuan minang. Pasalnya, pakaian tersebut telah melalui proses panjang sejak ratusan tahun yang lalu hingga menjadi pakaian yang dipakai oleh perempuan sampai saat ini.