Busana Tanimbar yang Dipakai Jokowi Punya Pesan Hati-Hati
Hiasan ini pada masa lalu melambangkan keberanian, kebesaran dan keperkasaan seorang pemimpin atau pahlawan atau ketua adat.
Presiden juga mengenakan kalung dengan ornamen berbentuk lingkaran dengan warna emas di bagian dada yang melambangkan kebesaran sebagai seorang pemimpin.
Pada masyarakat Maluku, kalung emas ini identik dengan raja atau ketua adat yang kharismatik dan dihormati.
"Kalung berwarna emas, bulat dan besar, sebagai penanda beliau ketua adatnya. Itu statement sekali karena zaman dulu raja dalam acara-acara memakai perhiasan salah satunya kalung, simbol kebesaran seorang raja," jelas Lisa.
Presiden juga menggunakan sebuah kain berwarna hitam berfungsi sebagai sabuk pinggang, serta celana panjang hitam sebagai bawahan.
Lisa berpendapat pemilihan busana adat Presiden Jokowi tahun ini menarik seiring pesan yang ingin beliau tunjukkan yakni untuk mengingatkan bahwa Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika sekaligus pengingat Indonesia tidak hanya memiliki Jawa tetapi juga belahan pulau lainnya.
Dari sisi komposisi warna, dia melontarkan pujian. Unsur merah pada salah satu kain yang Presiden kenakan melambangkan keberanian, hitam menunjukkan kewibawaan dia sebagai pemimpin yang tegas, ditambah warna emas pada kalung sebagai simbol keagungan, kemegahan sebagai seorang pemimpin.
Dalam kesempatan berbeda, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan mengatakan pemilihan baju adat Tanimbar tidak terlepas dari kunjungan Presiden Jokowi ke Tanimbar pada September 2022 lalu.