Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Butuh Kecermatan untuk Menganalisis Data Perberasan

Rabu, 02 Agustus 2017 – 21:25 WIB
Butuh Kecermatan untuk Menganalisis Data Perberasan - JPNN.COM
Beras. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Suropati Syndicate Alhe Laitte mengajak publik berhati-hati dalam menganalisis data beras. Sebab, kedangkalan dalam menganalisis bisa berdampak pada pemberian informasi yang keliru.

Alhe mengatakan hal itu guna menanggapi pernyataan Guru Besar Fakultas Pertanian IPB sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonedia (AB2TI) Prof Dwi Andreas tentang buruknya tata kelola beras dalam sebuah pemberitaan di media cetak. Menurut Alhe, data yang digunakan Andreas patut diragukan.

"Justru saya meragukan metodologi dan validitas data pangan dari AB2TI pada 60 kabupaten terus digeneralisasikan seolah berlaku nasional.  Saya yakin data 60 kabupaten itu tidak presisi menggambarkan kondisi nasional. Semua orang paham, pertanian Indonesia sangat luas dengan karakteristik beragam antar wilayah," ujar Alhe

Karena itu Alhe menyarankan agar ada analisis terhadap parameter lain untuk memperkuat justifikasi data produksi beras. Misalnya, data stok beras, data pasokan beras ke pasar, harga beras, data importasi dan lainnya.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi 2015 naik 6,42 persen. Komoditas pangan lainnya juga naik. Karena itu, kata Alhe, keraguan Andreas terbantahkan dan terkonfirmasi dengan data parameter lain.

Pertama, data survei BPS menunjukkan stock beras 2015, pada Maret 2015 sebesar 8,07 juta ton yang tersebar di rumah tangga, penggilingan, pedagang, horeka dan di BULOG. Sedangkan stok Juni 2015 menjadi 9,69 juta ton dan September 2015 sebesar 8,12 juta ton.  

"Artinya walaupun 2015 musibah paceklik akibat el-Nino SST Anom 2,950C tertinggi selama ini, ternyata kebijakan, langkah antisipasi dan gerak cepat pemerintah mendistribusikan pompanisasi di sungai sungai dan menanam di lahan rawa, lebak, pasang surut yang potensial saat kering, terbukti mampu memproduksi padi secara signifikan dan tersedia stock beras cukup," ungkap Alhe.

Selanjutnya merujuk parameter kedua tentang data pasokan ke pasar. Pemasukan beras harian dan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) menunjukan peningkatan selama tahun 2014-2016.

Peneliti Suropati Syndicate Alhe Laitte mengajak publik berhati-hati dalam menganalisis data beras. Sebab, kedangkalan dalam menganalisis bisa berdampak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close