Cabut dari Rusia, Perusahaan Migas Ini Rela Tinggalkan Aset Rp 57,5 T
jpnn.com, LONDON - Perusahaan minyak dan gas Exxon Mobil siap angkat kaki dari Rusia dan meninggalkan aset senilai USD 4 miliar (Rp 57,5 triliun) di negara tersebut sebagai bentuk protes terhadap krisis Ukraina.
Diberitakan Reuters, Selasa (1/3), Keputusan itu akan membuat Exxon menarik diri dari pengelolaan fasilitas produksi minyak dan gas besar di Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia.
Kelanjutan proyek pembangunan fasilitas gas alam cair (LNG) bernilai miliaran dolar AS di lokasi tersebut kini diragukan.
"Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas wilayah Ukraina dan membahayakan rakyatnya," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang kritis terhadap serangan militer yang semakin intensif.
Exxon menyusul lusinan perusahaan Barat lainnya mulai dari Apple (AAPL.O) dan Boeing (BA.N) hingga BP PLC, Shell dan Equinor ASA Norwegia (EQNR.OL) yang telah menghentikan bisnis atau mengumumkan rencana untuk meninggalkan operasi Rusia mereka. .
Exxon, yang dijadwalkan bertemu dengan analis Wall Street pada hari Rabu, belum memberikan tanggal pasti tentang rencananya ini.
Menurut laporan tahunan yang dirilis Februari lalu, aset Exxon di Rusia bernilai total USD 4,055 miliar.
Sebelumnya, Exxon mulai mengeluarkan karyawan AS dari Rusia, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut. Jumlah staf yang dievakuasi tidak jelas. Perusahaan mengirim pesawat ke Pulau Sakhalin untuk mengambil staf, kata salah satu orang.