Cadev Meningkat, Rupiah Melesat
Bisa Membiayai 5,9 Bulan ImporKendati rupiah dalam tahap perbaikan, Agus menilai tantangan fundamental ekonomi masih berlanjut. Sebab, posisi saat ini sebetulnya tak sebaik saat rupiah masih di kisaran Rp 9.800 per USD.
"Kita tak bisa lihat minggu ke minggu. Namun secara rata-rata data semester pertama 2013 dibandingkan dengan semester pertama 2014," paparnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Hariyadi B. Sukamdani meyakini bahwa nilai tukar rupiah masih ada ruang untuk menguat. Sebab, tren impor juga mulai turun.
Sebaliknya, investasi asing sudah mulai masuk kembali. Terlebih, geliat persiapan pemilihan umum juga sudah mulai menarik dana-dana asing datang ke dalam negeri.
"Saya prediksi hingga akhir kuartal pertama, rupiah masih bisa bergerak di kisaran support Rp 11.800 per USD dan resistance Rp 11.500," ungkapnya.
Selain itu, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa menyatakan, berlanjutnya capital inflow diperkirakan memicu optimisme pasar terhadap kondisi domestik. Hal tersebut ditunjukkan dengan turunnya credit default swap (CDS) Indonesia bertenor lima tahun sebesar minus 2,5 persen pada pekan terakhir Februari dibandingkan pekan sebelumnya (week on week/wow).
Meningkatnya kepemilikan asing pada obligasi, misalnya, mencapai Rp 344,2 triliun per 27 Februari atau naik 0,12 persen (wow). "Diperkirakan kinerja ini semakin mengurangi kekhawatiran pasar," paparnya. (gal/sof)