Cak Imin Berharap Tradisi Khatam Quran Menggeliat
"Tentu waktu kita kecil tradisi mengaji di masjid dan mushalah sangat kental terasa. Kalau tidak ngaji timbul rasa bersalah. Nah, perasaan seperti itu yang harus kita bangun kembali," tuturnya.
Tentu, kata dia, bagi kalangan Nahdlatul Ulama (NU) tradisi mengaji di masjid dan musala masih tetap terjaga sampai hari ini. Sayangnya, tradisi baik itu hanya dijaga kaum tua renta. Sementara anak usia remaja dan muda lebih memilih nongkrong di mall ataupun cafe.
"Mari ramaikan tradisi mengaji itu kembali, tentu dengan mengaji kita dapat mengikis moral bangsa yang bobrok akibat korupsi, narkoba, seks bebas, dan lainnya," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, Kiai Raden Salamun Adiningrat, menegaskan, khataman Alquran di malam Alquran diturunkan merupakan salah satu cara umat Islam menyerahkan diri kepada Allah.
"Kita berdoa agar bangsa ini dijauhi dari kehancuran. Kegiatan Nusantara Depok Mengaji harus disambut dengan bersyukur dan antusias," tuturnya.
Salamun menyayangkan jika masyarakat Kota Depok tidak memanfaatkan kegiatan khataman bertajuk Nusantara Depok Mengaji dengan antusias. Sebab, segala cara yang dilakukan manusia untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari bahaya laten korupsi, kekerasan seksual, penyiksaan, penipuan tak kunjung berhasil.
"Khataman Alquran ini satu-satunya cara kita berkomunikasi dengan Allah. Cara manusia yang dikotori dengan niatan menguntungkan sebagian orang dan selalu dikotori nafsu berkuasa tidak mampu mengatasi persoalan bangsa ini. Momentum ini lah cara kita berkomunikasi dengan pemilik nafas kita," katanya.(fri/jpnn)