Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cak Imin & UAS Sangat Mungkin Jadi Penentu Poros Baru

Rabu, 08 Agustus 2018 – 21:12 WIB
Cak Imin & UAS Sangat Mungkin Jadi Penentu Poros Baru - JPNN.COM
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berswafoto saat acara haul ke-48 Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Rabu (20/6). Foto: Instagram/cakiminow

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, peta koalisi partai-partai politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih sangat dinamis. Bahkan, sangat mungkin ada koalisi baru atau poros ketiga di luar kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Manurut Said, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) punya peluang besar membentuk poros ketiga. Apalagi jika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mau mengusung Ustaz Abdul Somad (UAS), maka peluang terbentuknya poros ketiga sangat terbuka.

“Saya kira nama Ustaz Abdul Somad dan Muhaimin Iskandar mungkin saja akan memberi pengaruh terhadap kemungkinan munculnya poros ketiga," ujar Said di Jakarta, Rabu (8/8).

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) itu mendasari pandangannya melihat gelagat politik belakangan ini. Antara lain Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang terkesan kurang tertarik berpasangan dengan Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri.

"Dari Partai Demokrat dan PAN pun gejalanya cenderung sama dengan Prabowo. Demokrat bahkan sudah mulai berani menunjukan resistan terhadap Habib Salim," ucapnya.

Sementara itu di kubu PAN, Said membaca gelagat partai pimpinan Zulkifli Hasan itu terkesan meragukan Prabowo bisa memenangi Pilpres 2019 jika berpasangan dengan Habib Salim. Menurut Said, jika dinamika yang terjadi di kubu Prabowo benar adanya, maka PKS terancam gagal memajukan kadernya sebagai calon wakil presiden (cawapres) bagi mantan Danjen Kopassus itu.

Said pun melihat kesan Prabowo lebih sreg menggaet tokoh muda Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendamping. “Cuma problemnya, PKS dan PAN tampak kurang sreg dengan AHY," katanya. 

Menurut Said, situasi itu tidak menguntungkan bagi Prabowo. Karena jika Prabowo pada akhirnya memilih AHY, maka PKS dan PAN mungkin saja akan membuat rencana baru. 

Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, peta koalisi partai-partai politik jelang Pilpres 2019 masih sangat dinamis dan memberi peluang bagi poros baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News