Cak Lontong, Sebulan Kadang Cuma Nganggur Dua Hari
”Anda harus berhenti nonton WIB. Kalau nontonnya sambil lari-lari, memangnya bisa?” Awalnya terdengar serius dan menimbulkan pertanyaan, tapi ujung-ujungnya bikin tertawa.
Bapak dua anak itu lantas bercerita mengenai gaya leluconnya. Sekilas gaya bicaranya mirip motivator atau dosen yang berwibawa. Gaya dan pembawaan serius di awal itu tampak luar saja. Prinsip itulah yang dia pegang.
Dia akan membuat orang telanjur berpikir serius dan logis, lantas di bagian akhir mengubahnya menjadi humor.
Itulah lawakan yang cerdas. Yakni lawakan yang membuat seseorang berpikir logis dulu terhadap suatu hal, baru tertawa.
Bagi suami Lila Saraswati tersebut, bercanda tak melulu didapatkan dengan lelucon slapstik atau yang sifatnya menghina.
”Melawak itu harus bisa membuat derajat kita lebih baik, bukan malah merendahkan,” tutur pria yang mengawali karir hiburan lewat program Komedi Kampus So Pasti di SCTV pada 1992 tersebut.
Ketika menerima tawaran untuk menjadi stand-up comedian atau MC, Cak Lontong mengaku tak punya persiapan khusus. Semua berjalan natural dan mengalir.
Alhasil, semua lawakannya benar-benar lucu. Tanpa ada kesan dibuat-buat. ”Lucu itu nggak usah dipaksakan, nggak usah dipikir serius,” tip Cak Lontong yang lahir di Magetan pada 7 Oktober 1970.