Canangkan Desa Pinter di Perbatasan
Senin, 31 Agustus 2009 – 10:34 WIB
“Saya sering berkelakar apa sih bedanya kawan yang ada di Nunukan dan yang di Jakarta, merdekanya sama, negaranya sama, pemerintahnya sama, presidennya juga sama. Apa yang salah? Di Jakarta dan sekitar banjir fasilitas tapi yang di sini kekeringan fasilitas. Tapi tak perlu cari siapa yang salah, karena nanti tak kerja-kerja dan waktu habis percuma. Nah, inilah jawabannya,” urainya.Terlepas dari itu, lanjut Nuh, terkait dengan menjaga kedaulatan NKRI selain menggunakan pola kebijakan yang sifatnya langsung terkait dengan keadaan, kata Nuh tak ada yang paling baik selain kesejahteraan.
“Kesehjateraan itu harus dimulai dari pendapatan per kapita yang harus naik dan disitu harus ada pengembangan. Entah itu potensi peternakan, pertanian atau lainnya yang harus dikembangkan sesuai dengan kekayaan dan sumber daya yang ada di perbatasan tersebut,” jelasnya.
Kedua, melalui pendidikan dengan memanfaatkan fasilitas internet. Dengan itu, proses pendidikan di perbatasan tak ada jurang atau gap yang terlalu mencolok dengan pendidikan di Jakarta karena dapat mengakses informasi yang sama.“Ketiga kesehatan. Dengan itu kita bisa memperkecil gap yang ada di perbatasan dengan daerah lainnya. Yang penting mereka tak boleh diprovokasi, harus terus-menerus diperkuat tali ikatannya sebagai satu kesatuan NKRI,” tambahnya.