Capaian Inseminasi Buatan Sudah di Atas 92% dari Target
jpnn.com, SURABAYA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyatakan, capaian inseminasi buatan (IB) nasional berdasar data kumulatif hingga 8 Desember 2017 adalah sebanyak 3.690.721 ekor atau 92,27 persen dari target 4 juta ekor. Hal tersebut disampaikan saat Pertemuan Evaluasi Upsus Siwab Nasional Tahun 2017 tanggal 10-11 Desember 2017 di Surabay, Jawa Timur, Senin (11/12).
Tujuan pertemuan yang dihadiri oleh para kepala dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan seluruh Indonesia dan kepala unit pelaksana teknis (UPT) serta direktur lingkup Ditjen PKH itu untuk mengetahui hasil capaian pelaksanaan Upaya Khusus sapi Indukan wajib Bunting (Upsus Siwab) 2017.
Dalam pertemuan tersebut Diarmita mengatakan, kegiatan UPSUS SIWAB menjadi fokus utama jajaran Ditjen PKH tahun 2017 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018. Menurutnya, Upsus Siwab merupakan langkah nyata pemerintah untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri.
“Dari laporan iSKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan nasional, red) per 8 Desember 2017, jumlah kebuntingan nasional mencapai 1.624.614 ekor atau 54,13 persen dari target tiga juta ekor, serta jumlah kelahiran sebanyak 706.314 ekor,” kata I Ketut Diarmita. “Capaian masih terus kita evaluasi sampai tahun 2018, mengingat tanda-tanda kebuntingan baru bisa dideteksi setelah beberapa bulan setelah sapi di IB,” ungkapnya.
Lebih lanjut Diarmita mengatakan, ada beberapa kegiatan untuk mendukung Upsus Siwab. Pertama adalah penanganan gangguan reproduksi tahun 2017 yang menjangkau 288.345 ekor sapi dan sebanyak 281.117 ekor dilakukan penanganan gangguan reproduksi.
“Hal ini artinya untuk penanganan gangguan reproduksi tercapai 93,7 persen dari yang targetkan sebanyak 300.000 ekor, sedangkan untuk kesembuhannya terealisasi sebanyak 149.615 ekor atau 53 persen dari target 200.000 ekor.
Menurut Diarmita, gangguan reproduksi pada akseptor merupakan salah satu penyebab kegagalan kebuntingan. Untuk itu, upaya penanganan gangguan reproduksi secara terus-menerus dilakukan dan menjadi aktivitas yang tidak terpisahkan guna mendukung keberhasilan UPSUS SIWAB.
Kedua, untuk mempertahankan struktur betina dewasa dan angka betina produktif sebagai akseptor yang akan di IB, maka telah dilaksanakan pencegahan pemotongan betina produktif di 17 Provinsi. “Sampai dengan akhir November 2017 telah diselamatkan atau ditolak pemotongannya sebanyak 6.974 ekor,” ungkapnya. “Implementasi penanggulangan pemotongan betina produktif tersebut bekerja sama dengan BAHARKAM POLRI”, ujarnya.