Capres-Cawapres Indonesia Diminta Lebih Fokus Ke Energi Terbarukan
"Tapi sebenarnya secara ekonomi ada juga biaya lainnya. Ada biaya yang ditanggung perekonomian sebesar sekian. Jadi sebenarnya layak tidak untuk menggantungkan banyak pada batubara?," kata ekonom UI ini.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 yang disusun Pemerintah Indonesia, bahan bakar fosil masih menjadi sumber utama pembangkitan listrik di Indonesia. Batubara bahkan mencapai 58,3 persen dari total sumber energi yang direncanakan, jauh lebih tinggi dari energi terbarukan yang hanya dipatok 12,5 persen.
Batubara dan keterkaitan politik
Masih dijadikannya batubara sebagai sumber utama pembangkit listrik dan komoditas energi favorit untuk diekspor diduga terkait dengan alasan politis di belakangnya.
Menurut catatan Greenpeace dalam laporan "Coalruption: Elite Politik Dalam Pusaran Batubara", dalam 20 tahun terakhir, sektor batu bara telah menjadi salah satu sumber utama pendanaan politik di Indonesia, baik di tingkat nasional maupun daerah.
"Pemain kunci di industri batu bara memainkan peranan penting dalam pemilihan Presiden 2019, baik di tim kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno."
"Para calon dan tim inti kampanye berbisnis dan terkait dengan sektor batu bara," sebut laporan yang dirilis Februari 2019 itu.
Kepala Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Tata Mustasya, mengatakan kepada pers korupsi politik di sektor batubara telah menyebabkan pertumbuhan bisnis komoditas ini berkembang pesat, sehingga kerusakan lingkungan dan dampak sosial yang ditimbulkan pun kian besar dan diabaikan.
"Transisi dari energi batubara ke energi terbarukan harus berawal dari komitmen Presiden terpilih," utaranya.