Capres dan Tim Harus Mengutamakan Narasi Konstruktif
jpnn.com, JAKARTA - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, tim kampanye pasangan calon presiden (capres) baik nomor urut 01 maupun nomor urut 02 terus membranding calon mereka ke masyarakat. Berbagai isu dimainkan oleh para tim kampanye untuk meraih simpati dari masyarakat, baik isu yang positif hingga isu negatif.
Untuk diketahui, beberapa bulan terakhir ini, dua pasangan capres saling menyindir dengan pernyataan-pernyataan yang kontroversial di hadapan publik, seperti politisi sontoloyo, genderuwo dan tabok ala Capres Joko Widodo hingga tampan Boyolali ala Prabowo Subianto.
Narasi-narasi yang dimainkan dalam kampanye ini sangat jauh dari keinginan masyarakat, dimana terpuruknya ekonomi bangsa, penegakan hukum yang tak berimbang, pelanggaran HAM, pendidikan hingga kesehatan yang belum stabil di bangsa ini.
Juru bicara Prabowo Subainto - Sandiaga Salahuddin Uno, Heri Budianto menyarankan agar semua tim sukses dan tim kampanye sebaiknya bermain pada narasi-narasi konstruktif yang membangun dan mendidik masyarakat.
Menurut Heri Budianto, kontestasi Pilpres 2019 sesungguhnya akan tersaji pada tanggal 17 Januari 2019, dimana para pasangan Capres-Cawapres akan diuji terkait dengan gagasan dan program mereka untuk lima tahun ke depan.
“Kalau semua tim konsentrasi pada narasi masing-masing, maka masyarakat akan tercerdaskan. Ke depan kita main pada narasi-narasi yang konstruktif, membangun dan mendidik saja lah. Saya sepakat 17 Januari kita sama-sama masuk pada konstestasi sesungguhnya, dan saya yakin kita akan ketahuan mana yang memiliki konsep-konsep yang sebenarnya,” kata Heri Budianto saat membawakan materi pada diskusi publik yang terselenggara atas kerja sama Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi, konsentrasi politik Universitas Mercu Buana dan Koordinatoriat Wartawan Parlemen dengan Tema “Kampanye Gagasan dan Program Capres-Cawapres Pemilu 2019” di Ruang Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/12).
Menurut Calon Anggota DPR RI daerah pemilihan Provinsi Bengkulu ini, isu kampanye yang akan diutamakan oleh tim kemenangan nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin adalah keberhasilan. Namun, dalam hal ini, Jokowi pun memiliki kelemahan yang menjadi bahan kritikan oleh Badan Pemenang Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
“Kalau petahana yang jualannya keberhasilan, kalau pak Prabowo apa yang mau dikritik. Prabowo belum memimpin, jadi belum bisa dikritiki, kalau pak Jokowi sudah memimpin, wajar kalau ada lemah,” ucapnya.