Cara Baru Tangani Ejakulasi Dini
jpnn.com - LATIHAN dasar panggul secara teratur dapat membantu mengatasi masalah ejakulasi dini pria. Begitu hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh American Urological Association, seperti dilansir Reuters akhir pekan kemarin.
Penelitian tersebut dipresentasikan pada pertemuan tahunan Asosiasi Urologi di Stockholm Swedia. Ejakulasi dini yang dimaksudkan para peneliti tersebut merujuk pada definisi yang diterapkan oleh International Society of Sexual Medicine, yakni disfungsi seksual yang terjadi di bawah satu menit. Masalah tersebut diketahui menimpa setidaknya satu dari lima pria di bawah usia 60 tahun di Amerika Serikat.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 40 pria yang menjadi partisipan. Para partisipan yang berusia antara 19 hingga 46 tahun itu melaporkan diri mengalami masalah ejakulasi dini. Sebelumnya para pria tersebut telah mencoba berbagai perawatan untuk menangani ejakulasi dini seperti menggunakan krim dan terapi perilaku, namun tidak ada perubahan signifikan.
Para partisipan kemudian diminta untuk rutin melakukan latihan otot dasar panggul selama 12 minggu. Mereka melakukan latihan selama tiga kali setiap minggu dengan waktu 20 menit setiap sesinya. Selama kurun waktu 12 minggu tersebut, para partisipan juga diminta untuk mengukur waktu orgasme mereka.
Dalam sesi latihan, mereka diajarkan untuk melakukan teknik yang mirip dengan teknik yang digunakan untuk membantu orang dengan gangguan inkontinensia atau ketidakmampuan menahan keluarnya air seni. Teknik tersebut mencakup kontrak otot perineum atau otot di sekitar anus dan alat kelamin agar dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan mereka.
Selain itu, para peneliti juga merangsang otot-otot dasar panggul para pria tersebut dengan menggunakan probe anal listrik dan strategi yang disebut dengan biofeedback untuk mendorong partisipan melakukan latihan perineum.
Sebagai bagian dari proses biofeedback, elektroda ditempatkan di dasar panggul pria dan diubah menjadi suara atau grafis yang dapat dilihat atau didengar oleh partisipan.
Selama periode latihan, 33 peserta atau sebanyak 82 persen menunjukkan adanya perbaikan. Dua orang mengalami perbaikan namun memilih keluar dari penelitian sebelum penelitian berakhir, sedangkan lima orang lainnya tidak menunjukkan adanya perubahan.