Cara Berpikir Rancu di Kurikulum Baru
Jumat, 18 Januari 2013 – 16:18 WIB
Maksdudnya pembelajaran tematik dan integratif memerlukan kelenturan, fleksibilitas yang tinggi, sehingga susah untuk mencapai target-target yang secara pasti kita rumuskan, dia akan lebih kaya dengan pengembangan nalar, pengembangan sikap. Tetapi aspek kognitif dalam artian penumpukan data-data pengetahuan dalam memorinya tidak tercapai.
Kalau kurikulum dengan model tematik integratif tetap dipaksakan, apakah guru-guru siap diubah dari cara mengajar seperti ritual menjadi lebih lentur?
Ya itu, mengubah itu memerlukan waktu dan pelatihan yang tepat. Tapi kalau pelatihannya tidak tepat, perubahan itu hampir tidak terjadi. Itu tidak akan mengubah apa-apa. Jadi kalau dalam istilah psikologi, itu ada efek Aha-nya, Aha itu, Ooo begitu, nah itu. Dia (guru) menemukan dirinya, menemukan kesadaran baru. Itu pelatihan yang harus dibuat dan dilakukan. Menurut saya itu tidak mudah dan butuh waktu lama, paling tidak sekitar dua tahun.***