Cara Efektif Melawan Kanker Payudara dengan Tes Mutasi Genetik BRCA
jpnn.com, JAKARTA - Kanker payudara menyumbang sebanyak 19,2 persen dari semua kasus kanker yang ada di Indonesia.
Lebih mengejutkan lagi, meskipun banyak kemajuan dalam ilmu kedokteran, lebih dari 68 persen kasus kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Gautama, 2022).
Deteksi dini sangat penting dalam mengatasi kanker payudara. Perempuan yang lahir setelah tahun 1960 memiliki peluang 1 dari 7 untuk terdiagnosa kanker payudara.
Namun, jika seorang perempuan memiliki gen BRCA1 atau BRCA2, risikonya akan melonjak - mencapai hingga 50 persen pada usia 70 tahun serta peningkatan risiko hingga 85 persen dari waktu ke waktu (iD.BRCA, n.d.).
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sebagian besar perempuan takut mengetahui bahwa mereka mungkin memiliki kanker payudara dan tidak melakukan skrining secara rutin.
Berbicara dalam acara kementerian di Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, Budi menekankan perlunya perempuan menghadapi ketakutan ini agar mereka dapat didiagnosis dan diobati lebih awal untuk memiliki peluang melawan kanker payudara jauh lebih tinggi.
Salah satu cara yang mudah untuk memastikan kesehatan payudara adalah dengan melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) - pemeriksaan sederhana sendiri pada payudara setiap bulan. Praktik sederhana ini memungkinkan perempuan untuk mengetahui perubahan apa pun lebih awal.
Namun, jika sudah terdiagnosis dengan kanker payudara, pasien dapat berdiskusi dengan dokter untuk melakukan tes genetik BRCA untuk mengetahui pilihan pengobatan yang efektif bagi pasien. Tes genetik BRCA lebih mudah diakses dan terjangkau daripada sebelumnya karena sudah tersedia di beberapa laboratorium di Indonesia (BASRA, 2022).